Ada yang berbeda melihat daerah pusat kota Cimahi di malam hari pada tahun 2019 ini, tidak seperti pada umumnya di kota-kota lain di mana pusat kotanya terlihat benderang dengan lampu-lampu pertokoan yang gemerlap, di pusat kota Cimahi saat ini terlihat redup. Bahkan jalan Gandawijaya yang dulu terang benderang dengan lampu pertokoannya juga tak banyak yang menyala. Dulu toko-toko seperti Toko Sepatu Modern, Wijaya dan toko-toko lainnya menyalakan lampu yang menonjolkan nama-nama toko tersebut. Tak hanya toko-toko di jalan Gandawijaya, tapi juga toko yang berada di jalan Amir Machmud atau yang berhadapan langsung dengan Taman Alun-Alun Cimahi juga tak menyalakan lampu-lampu yang memperlihatkan nama tokonya seperti dulu. Di Gandawijaya bawah juga tak jauh berbeda, hanya Cimahi Mall yang terlihat agak benderang walau juga tak seterang dulu, bahkan elektric board yang ada dekat Cimall tersebut juga sudah tak menyala.
Beralih ke kawasan jalan Ria dan Jalan Alun-Alun Timur, tak jauh berbeda walau agak sedikit mendingan, namun sama saja jika dibandingkan dulu di kawasan ini yang memiliki Ramayana sebagai salah satu pusat belanja tujuan juga terlihat mulai meredup. Pusat kota Cimahi kini kalah oleh beberapa wilayah di Kota Cimahi lainnya seperti kawasan Cimindi, Simpang Jati, Leuwigajah, Cibabat dan Baros yang terlihat lebih benderang.
Belum diketahui penyebab pasti mengapa pertokoan di wilayah pusat kota kompak tidak menyalakan lampu, namun bisa jadi menurunnya omzet dari toko-toko tersebut cukup mempengaruhi aksi menghemat energi. Jika berkaca pada masa lalu di mana para pedagang kaki lima masih berjualan di jalan Gandawijaya membuat toko-toko di jalan tersebut juga ikut ramai. Lalu apakah pedagang kaki lima perlu dibolehkan lagi berjualan disitu? Tentu saja tidak harus begitu, karena kerapihan kota juga tetap menjadi prioritas. Hanya saja pemerintah kota perlu mencari solusi agar keramaian pusat kota bisa dihidupkan kembali namun tetap rapi, bersih dan tertib. Misalnya dengan mencoba membuat "Gandawijaya City Walk" kalaupun terpaksa ada kakl lima harus rapi dan tertib dengan tenda-tenda representatif yang seragam dengan pedagang yang terdaftar. Tenda-tenda pedagang di Brigif yang berjualan pada hari minggu bisa menjadi role model. Atau jika Pemkot memiliki ide lain untuk menghidupkan lagi suasana di pusat kota selain memberdayakan pedagang kaki lima boleh juga dicoba, karena yang terpenting adalah Pusat kota Cimahi bisa kembali terasa hidup dan terang benderang layaknya pusat kota lainnya walau tidak seramai dulu mengingat pusat keramaian di Cimahi sudah tidak lagi sentralistik, tapi sudah mulai merata sampai ke pinggiran.
0 komentar:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.